Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Menentukan Dan Menyimpan Daging Kornet Yang Baik

Cara menentukan dan menyimpan daging kornet

Suka makan daging kornet (corned beef) ? Kornet merupakan produk olahan daging yang nilai gizinya cukup baik serta gampang dan cepat dalam pengolahannya, sehingga disuka banyak orang. Kata corned (Inggris) berarti diawetkan dengan garam. Sedangkan corned beef berarti daging sapi yang diawetkan dengan menambahkan garam kemudian dikemas dalam kaleng. Di Indonesia kata corned beef diterjemahkan sebagai daging kornet. Hmm, ….

 Cara menentukan dan menyimpan daging kornet Cara Memilih dan Menyimpan Daging Kornet Yang Baik
Daging kornet dibentuk lantaran daging segar mempunyai banyak kelemahan dalam hal penyimpanan maupun kepraktisan. Daging segar harus disimpan pada suhu hambar atau suhu beku, dan tidak simpel bila dipakai pada acara diluar rumah ibarat piknik atau camping.

Sedangkan daging kornet yang dikemas dalam kaleng sanggup disimpan pada suhu kamar dan tahan sekitar dua tahun. Tentu saja corned beef sangat simpel dalam penyajian, contohnya dicampur perkedel, telur dadar atau mie rebus.

Daging kornet yang ada di pasaran umumnya dijual dalam bentuk kaleng. Kemasan kaleng mempunyai kelebihan, lantaran lebih tahan terhadap gas, uap air, debu, kotoran da jasad renik.

Memilih daging kornet yang baik 

Memilih daging kornet yang baik harus hati-hati dan cermat, yakni biar kita terhindar dari mengkonsumsi makanan kaleng yang sudah rusak. Nah, berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan kalau ingin menentukan daging kornet yang baik.

#1. Flat Sour. Flat sour yakni kondisi dimana isi corned beef dalam kaleng rasanya asam lantaran adanya aktifitas mikroba tanpa memproduksi gas, kemudian isi membusuk. Bila terjadi flat sour kaleng kemasan tetap datar dan tidak mengembung, namun isinya menjadi asam. Penyebab flat sour yakni aktifitas spora kuman tahan panas yang tidak mati selama proses sterilisasi.

#2. Swells. Swells yakni kondisi kaleng kemasan yang mengembung lantaran terbentuknya gas di dalam wadah lantaran adanya pertumbuhan dan aktifitas mikroba. Gas tersebut kemudian meningkatkan tekanan dalam kaleng, sehingga kaleng menjadi menggembung. Penyebab swells yakni pengisian daging kornet yang terlalu penuh sehingga tidak ada ruang kosong dalam kaleng. Biasanya penggalan kaleng yang menggembung yakni penggalan tutup dan dasar kaleng.

#3. Stack burn. Stack burn yakni kerusakan isi kaleng lantaran pendinginan yang kurang sempurna, contohnya kaleng yang belum hambar sudah eksklusif disimpan. Akibatnya isi produk menjadi lunak, warnanya gelap, dan biasanya tidak sanggup dikonsumsi lagi.

#4. Kaleng bocor. Kaleng kemasan yang bocor sanggup disebabkan oleh sambungan kaleng yang kurang sempurna, atau kaleng tertusuk oleh benda kuat dan tajam. Kaleng yang bocor sanggup mengakibatkan berkembangnya mikroba dan mengakibatkan wangi tak sedap.

#5. Kaleng penyok. Kaleng penyok sanggup disebabkan adanya benturan keras selama proses penyimpanan, dan distribusi barang. Kaleng yang penyok sanggup mengakibatkan lubang-lubang kecil yang menjadi pintu masuk mikroba pembusuk.

#6. Kaleng berkarat. Kaleng yang berkarat merupakan tanda bahwa produk tersebut sudah usang lama diproduksi (atau bahkan expired) atau disimpan di kawasan yang tidak semestinya, contohnya kawasan yang lembab.

Sebagai konsumen kita berhak mendapat daging kornet yang terbaik. Karena itu kita harus hati-hati dengan tidak menentukan daging kornet tersebut bila kemasannya sudah rusak atau tidak wajar.

 Cara menentukan dan menyimpan daging kornet Cara Memilih dan Menyimpan Daging Kornet Yang Baik

Cara menyimpan daging kornet

Menyimpan daging kornet kalengan harus dilakukan pada suhu yang cukup rendah, contohnya pada suhu kamar normal dengan kelembaban rendah. Yang paling baik yakni bila daging kornet kalengan disimpan di lemari pendingin.

Hindari menyimpan daging kornet kalengan pada ruang yang suhunya cukup tinggi atau terkena cahaya matahari secara langsung. Sebab, hal itu sanggup mengakibatkan mikroba tahan panas akan aktif kembali dan merusak produk kornet.

Cara kita menyimpan daging kornet akan kuat pada kualitas kornet dalam kaleng. Untuk mencegah kerusakan dan pembusukan, penyimpanan kornet dalam kaleng sebaiknya pada ruang bersuhu rendah (dibawah 10 °C). Selain itu simpan produk kornet pada kelembaban rendah untuk mencegah munculnya karat pada penggalan luar kaleng serta mencegah jamur. Jauhkan kornet kalengan dari cahaya matahari secara langsung.  

Akhirnya, sebelum menentukan daging kornet, baca dengan teliti dan cermat label pada kemasan kalengnya. Termasuk informasi kapan produk kornet tersebut sebaiknya dipakai (expired date).

Posting Komentar untuk "Cara Menentukan Dan Menyimpan Daging Kornet Yang Baik"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel